[PBUSS] Beriman Kepada Malaikat-malaikat



Kasat mata, kita memang tampak sendirian. Tetapi sejatinya, kita bersama saudara ghaib yang selalu menjaga kemanapun - dimanapun kita berada dan beraktivitas. Sudah barang tentu, bagi mereka yang sudah mengenal saudara ghaibnya. Yang oleh leluhur tanah Jawa akrab disebut dengan: nini among - kaki among, kakang kawah - adi ari – ari, dulur papat limo pancer. Hanya bedanya, saudara ghaib ini kalau dalam Al Qur’an dikenal dengan sebutan malaikat.

Gambaran sebagaimana uraian sebelumnya diterangkan dalam Al Qur’an, diantaranya: surat Al An,aam ayat 61, menyatakan Dan Dialah yang mempunyai kekuasaan tertinggi di atas semua hamba-Nya, dan diutus-Nya kepadamu malaikat - malaikat penjaga, sehingga apabila datang kematian kepada salah seorang di antara kamu, ia diwafatkan oleh malaikat - malaikat Kami, dan malaikat - malaikat Kami itu tidak melalaikan kewajibannya.

Surat Ar Ra’d ayat 11 menyatakan, Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah.. Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.

Surat Qaaf ayat 21 menyatakan Dan datanglah tiap-tiap diri, bersama dengan dia seorang malaikat penggiring dan seorang malaikat penyaksi. Dansurat Ath Thaariq ayat 4 menyatakan, tidak ada suatu jiwapun (diri) melainkan ada penjaganya.Demikian tadi sesungguhnya kesejatian kita, saat di alam nyata atau di jagad raya ini.


Karena itu hendaklah kita berupaya untuk mengenalnya, agar saudara ghaib selalu menjaga, mengantar dan mengiringkan kita dimanapun berada dan beraktivitas, sehingga kita terhindar dari perbuatan jahil, sirik, dengki dan perbuatan jahat lainnya. Kata bijak menyatakan, “tak kenal maka tak sayang”. Karena itu, agar saudara ghaib menyayangi dan membantu kita dalam segala urusan, hendaklah kita berusaha untuk mengenalnya.

Kalau kita sudah mengenalnya, insya-Allah bukan hanya di kehidupan dunia ini saja tetapi dikehidupan kelak, tanpa diminta mereka akan menuntun dan menunjukkan kemana arah tujuan akhir kita, yaitu ke sisi Yang Maha Ghaib. Dengan perbedaan, kalau posisi 8 saudara ghaib kita selalu menjaga, mengantar dan mengiringkan kita ke sisi Yang Maha Ghaib, sedangkan posisi Yang Maha Ghaib berada atau dimuliakan diatas 8 malaikat ( ghaib ). Sebagaimana dinyatakan dalam surat Al Haaqqah ayat 17 sebagai berikut, Dan malaikat - malaikat berada di penjuru - penjuru langit. Dan pada hari itu delapan orang malaikat menjunjung 'Arsy Tuhanmu di atas (kepala) mereka.

Dari pemahaman tadi, mudah – mudahan dapat menjadi pupuk demi semakin tebalnya rasa iman kita kepada Malaikat – Malaikat. Karena sejatinya mereka adalah saudara ghaib kita sendiri, dan yang akan selalu menjaga, mengantar dan mengiringkan kita dimanapun berada, selama melakoni hidup dan kehidupan diatas dunia ini, hingga ke kehidupan kelak.

Beriman kepada Kitab – Kitab. Sebagai penganut Islam tentu sudah mengetahui bahwa ayat – ayat Allah ada 2, yaitu ayat-ayat Allah yang tertulis ( Al Qur’an ) dan ayat-ayat Allah yang tidak tertulis atau terwujud, berupa dunia seisinya termasuk diri manusia. Kita bangsa Indonesia wajib memanjatkan puji syukur kehadirat Allah Swt. Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan karunia-Nya kepada kita, berupa hamparan bumi pertiwi.

Ucapan terima kasih pula disampaikan kepada Presiden kita Yth. Bapak Joko Widodo ( Jokowi ), yang kemanapun beliau berkunjung, baik di dalam maupun di luar negeri, di desa maupun di kota, beliau tidak lupa membaca ayat - ayat Allah yang tidak tertulis. Beliau selalu menyampaikan, Indonesia adalah Negara besar, mempunyai lebih dari 17.000 pulau yang menjadi satu kesatuan karena direkat oleh lautan nan luas, mempunyai 714 suku bangsa, mempunyai lebih dari 1.100 bahasa lokal, mempunyai 34 Propinsi dan mempunyai 516 Kabupaten / Kota. Itulah wujud ayat Allah yang tidak tertulis, yang telah dikodratkan menjadi milik bangsa Indonesia. Maha Suci Allah dengan segala ciptaan-Nya.

Mari kita kaji bersama melalui rasa yang merasakan ( Jawa = roso pangroso ), ayat Allah yang tertulis dan ayat Allah yang tidak tertulis. Sekaligus menguji kedalaman pemahaman kita masing – masing, atas hakekat kita beragama. Surat Al Hujuraat ayat 13. Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal - mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. Surat Ar Ruum ayat 22. Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan berlain - lainan bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikan itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui.

Dari kenyataan bunyi ayat tersebut tentunya membuat kita bangga dan bersyukur atas karunia Allah, karena tidak ada satu Negara di dunia ini yang dikodratkan memiliki 714 suku bangsa, memiliki lebih dari 1.100 bahasa local, seperti Indonesia. Dengan tanpa pergi ke Negara lain sekalipun, kita sudah dapat mengetahui bahwa manusia itu terdiri dari berbagai bangsa dan suku bangsa, serta terdiri dari berbagai warna kulit dan bahasanya, alhamdulillah. Atau dengan kata lain, kita bangsa Indonesia bangga dan bersyukur karena alam Indonesia dikodratkan untuk menggelar dan mengukir ayat – ayat Allah yang tidak tertulis.

Dengan kondisi alam yang demikian, sudah barang tentu Negara kita terdiri dari berbagai suku / etnis, golongan, bahasa, agama dan kepercayaan, serta kaya akan adat istiadat, kaya akan seni dan budaya dan lain – lain. Kecuali itu Indonesiapun dikaruniai alam yang subur dan panorama nan indah, kaya akan sumber daya alam, sehingga di zaman kerajaan dahulu Indonesia khususnya pulau Jawa dijuluki Jawa Dwipa ( kaya akan beras ) dan Swarna Dwipa ( kaya akan emas ) dan lain – lain julukan yang membanggakan.

Atas kekayaan alam tadi oleh para pendahulu kita, Indonesia digambarkan sebagai sebuah negara dalam jagad pewayangan yang dideskripsikan (dalam bahasa jawa) sebagai berikut; Indonesia kadyo nagari ingkang: panjang, punjung, pasir, wukir, loh jinawi. Panjang dowo pocapane, punjung luhur kawibawane, pasir samodro, wukir gunung, loh subur kang sarwo tinandur, jinawi murah kang sarwo tinuku.

Dalam bahasa Indonesianya : panjang dowo pocapane artinya gema negara kita sangat luas dan jauh sampai ke manca negara; punjung luhur kawibawane artinya disegani oleh negara di dunia ini; pasir samodro artinya negara kita adalah negara maritim yang memiliki lautan sangat luas dan kaya akan sumber daya laut; wukir gunung artinya negara kita juga dikenal dengan kesuburan tanah dan panorama pegunungan nan indah; loh subur kang sarwo tinandur artinya semua tanaman yang ditanam tumbuh subur dan menghasilkan; serta jinawi murah kang sarwo tinuku artinya apapun yang diperjual belikan di negara kita akan murah atau daya beli masyarakatnya tinggi dan atau barang yang dihasilkan melimpah, melebihi kebutuhan masyarakat kita atas kemampuan sendiri.

Singkatnya kondisi sebagaimana digambarkan dalam jagad pewayangan tadi, tidak lain adalah cita-cita yang ingin diwujudkan para pendiri bangsa, dengan rumusan masyarakat yang adil dan makmur, materiil dan spirituil berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, dengan direkat semboyan Bhineka Tunggal Ika dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia  ( NKRI ). Kalau kita mengimani dan meyakini Kitab -  Kitab, mari kita lestarikan dan kelola dengan baik ayat - ayat Allah tersebut, demi terwujudnya kemakmuran dan kesejahteraan rakyat.

Hanya orang-orang atau kelompok-kelompok orang yang ingin dilaknat Allah-lah, mereka yang tidak mau tahu dan yang berani coba - coba akan mengusik atau mencabik - cabik rumusan para pendiri bangsa, yang telah diwariskan kepada kita. Mengapa demikian? Karena itu menunjukkan bahwa yang bersangkutan tidak pandai mensyukuri nikmat Allah yang telah dikodratkan menjadi milik bangsa Indonesia, berupa ayat – ayat Allah yang tidak tertulis.

Mari kita sadari dan berusaha untuk mengelolanya dengan baik, apa yang telah dikaruniakan Allah kepada kita bangsa Indonesia. Kalau perintah dan petunjuk Allah agar saling mengenal diantaranya, ya dilaksanakan sesuai perintah dan petunjuk itu. Bukan malah saling menyalah kan, saling menghujat, saling mencemooh, saling menteror, saling menjelekkan dan lain – lain perbuatan jahat, agar kita dikelompokkan kedalam bangsa yang pandai bersyukur.



Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :

0 Response to "[PBUSS] Beriman Kepada Malaikat-malaikat "

Post a Comment